Langsung ke konten utama

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 Hari /Tanggal : Senin / 01 November 2021

Narasumber   : Susanto, S.Pd.

Moderator      :  Rosminiyati

Pertemuan      : Ke-13


    Hari ini aku pulang kerja pukul 20.15 WIB. Secara kebetulan hari ini aku mengikuti dua pelatihan, Pelatihan belajar menulis PGRI dan pelatihan kompetensi guru melalui kegiatan training of trainer PISA yang dilaksanakan Dinas pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Belum lagi hari ini adalah tepat anakku bertambah usia menjadi  17 tahun. Barakallah fii umriik kak😍 hehe seandainya dia baca. The power of emak-emakku untuk membagi waktu hari ini teruji. Mungkin saat resume ini dikumpul mungkin telatnya kebangetan🙏. 
   Kubuka grup whatsapp belajar menulis, kubaca moderator hari ini. Wah hari ini moderatornya bu Ros, biasa kusapa beliau. Guru penggiat literasi di sekolahku. Beliau memang guru yang luar biasa dalam menyemangati kami dalam mengikuti pelatihan belajar menulis PGRI. Proofreading sebelum menerbitkan tulisan tema pertemuan ke-13. Froofreading? sambil mengerutkan kening aku baca lagi. Jujur kosakata yang baru aku kenal. Hhmm..😊ilmuku bertambah lagi nih. Kebingunganku dan ketidaktahuanku pasti akan terjawab oleh narasumber malam ini. Narasumber malam ini adalah bapak Susanto, S.Pd. Kulihat profil pria kelahiran Gombong Kebumen, 29 Juni 1971 ini, dengan gagah beliau mengenakan seragam pramuka lengkap. Guru kelas SDN Mardiharjo ini, telah memiliki satu buku solo di tahun 2020, 4 buku antologi, dan menjadi editor pada beberapa buku (kereeen ya..).

👉Pengertian proofreading

Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata. Proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.

👉Tugas seorang proofreader 

Selain membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami. Proofreader harus dapat mengenali apakah sebuah kalimat efektif atau tidak, 
susunannya sudah tepat atau belum, substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak. 

👉Mengapa harus melakukan proofreading?

Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Oleh karena itu, kegiatan ini sesungguhnya adalah kegiatan akhir setelah tulisan diselesaikan. Lakukan proofreading hanya dan hanya jika tulisan sudah selesai, naskah buku sudah selesai.

👉Langkah proofreading  

Langkah Pertama
Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.
Langkah Kedua
Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.
Langkah Ketiga
Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu (bermakna lebih dari satu).
Langkah keempat
a. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI & PUEBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit
b.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
c.  Konsistensi nama dan ketentuannya
d.  Perhatikan judul bab dan penomorannya.

👉 Cara mudah melakukan proofreading terutama pada ejaan

a. Setelah tulisan di blog selesai, buka jendela draft, dan buka juga jendela pratinjau.
b. Baca tulisan pada jendela pratinjau
c. Jika ada kesalahan penulisa, blok kata yang salah lalu di copy
d. Setelah itu buka jendela draft, tekan tombol CTRL + F
e. Salinan tadi di kolom pencarian CTRL + V
f. Akan muncul highlight tulisan, kita lakukan perbaikan, setelah itu klik tombol simpan atau CTRL + S
g. Buka jendela pratinjau, kemudian refresh atau tekan tombol F5


     Pak Susanto memberikan ilustrasi menggunakan Wordpress dengan mode penulisan Classik

👉Bagaimana mengetahui bahwa hasil Proofeading yang telah dilakukan sudah baik atau sempurna

perlu waktu beberapa hari untuk membaca naskah secara utuh. Mengulangi membaca dan menandai kesalahan. Membaca lagi disertai perbaikan tulisan, ini memakan waktu beberapa hari. Diamkan setidaknya dua atau 3 hari. Lalu priksa kembali, dan naskah dikembalikan kepada penulis, untuk diperiksa kembali.

👉Strategi agar tulisan yang dipublikasikan menarik

a. Tulisan sesuai dengan tema yang dibahas, mengandung unsur yang diperlukan, SIDAMBA terjawab: Siapa, Di mana, Apa, Mengapa, Bagaimana, dan Kapan terpenuhi sesuai tema.
b. Struktur kalimat yang digunakan baik dan benar S-P-O-K nya. Apakah kalimat tunggal atau kalimat majemuk. Jika kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat, tulis dengan struktur yang baik dan benar.
c. Upayakan tidak ada kesalahan ejaan/penulisan/pemenggalan kata.
d. Pilihan kata bagus, kata baku yang digunakan sesuai KBBI.

👉Apakah perbedaan editing dan  proofreading

Editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan.
Jadi, proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.

    Narasumber menjelaskan bahwa ini berlaku untuk semua naskah, termasuk naskah tulisan di Blog. Beliau mengatakan "Jika anda seorang blogger (dulu belum, mungkin) setelah ikut pelatihan di kelas ini, Anda adalag bloger karena resume dipublikasikan di blog". Sedikit bahkan tidak adanya kesalahan penulisan (typo) akan membuat pembaca nyaman. Kesalahan lain misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Untuk hal ini, penulis mestilah menguasai EYD (sekarang PUEBI) dan kata-kata baku di KBBI pesan beliau.
    Terimakasih atas kebersamaannya pak Susanto dan bu Ros. Terimakasih sudah sudi berbagi ilmu dan pengalaman🙏.




Komentar

  1. Balasan
    1. Mksh bunda bisma, kdg rapi kdg gak bun, mungkin saya ini mata tua kali ya

      Hapus
  2. Luar biasa Bu ,singkat dan padat isinya

    BalasHapus
  3. Mantap bun. Semangat terus 💪💪💪

    BalasHapus
  4. Lengkap dan tampilan blog nya elagan say

    BalasHapus
  5. Penyajian resume dalam kemasan yang selalu ceria. Mantap.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membongkar Rahasia Menulis Hingga Menerbitkan Buku

Hari / tanggal           : Jum'at/08 Oktober 2021 Narasumber             : Rita Wati, S.Kom. Moderator                : Dail Ma'ruf Pertemuan                : Ke-3      Semakin hari, aku sudah mulai menemukan keasyikan dalam pelatihan ini. Berharap tidak seperti dua pertemuan sebelumnya yang diwarnai drama padamnya listrik. Setelah melayani pembeli, aku bergegas mengambil Handphone dan membuka grup whatsapps belajar menulis, aku mulai menyimak disela kesibukanku sebagai seorang ibu dua orang anak.     Moderator mulai menyapa kami dengan ramah.  Pada pertemuan malam ini pak Dail ma'ruf bertindak sebagai moderator. Membongkar rahasia menulis hingga menerbitkan buku adalah topik yang dibahas pada malam ini dengan narasumber ibu Rita wati, S.Kom. Decak kagum menghampiri tatkala melihat CV bu Rita, tak hanya sebagai g...

Menulislah, karena kita mempunyai potensi itu.

  . Hari ini, senin 4 oktober 2021 merupakan pertemuan perdana pelatihan menulis secara online melalui Whatsapp group. Menjadikan menulis sebagai   passion merupakan Topik yang dibahas dalam pertemuan ini. Narasumber yang memberikan materi adalah Dra.Sri Sugiastuti, M.Pd dan bertindak sebagai moderator adalah ibu Maesaroh. Dalam webinar yang   yang dimulai pukul 19.00 WIB, narasumber memberikan materi melalui voice note wa, chat dan juga slide PPT. Ada 27 pertanyaan yang diajukan peserta dan dijawab dengan bahasa yang mudah dimengerti peserta. Menulis merupakan keterampilan. Semua orang bisa menulis dan semua orang punya potensi itu.   Tidak ada batasan usia untuk memulai menulis. Merasa tidak bakat menulis,   tidak memiliki waktu, tidak memiliki ide, tidak suka menulis dan tidak mau dikritik merupakan faktor penghambat dan kendala dalam menulis. Dengan niat dan kesadaran bahwa setiap orang punya potensi dan bisa mengembangkan potensi itu maka hambatan dan k...

Menulis itu Mudah

Hari /Tanggal : Senin / 25 Oktober 2021 Narasumber   : Dr. Ngainun Naim Moderator      : Aam Nurhasanah Pertemuan      : Ke-10      "Selamat malam Bapak Ibu hebat di seluruh tanah air. Jangan lupa isi absen dan berdoa sejenak, semoga malam ini kuliah berjalan lancar dan saya bisa memandu acara sampai selesai. Aminn." sapa ramah bu Aam memulai pertemuan ke-10 pada malam ini. Senin, 25 Oktober 2021, tidak terasa sudah masuk ke pertemuan ke-10. Yaaap..akhirnya aku bisa menyisakan waktuku untuk belajar menulis, bergabung dengan teman-teman hebat, sama-sama mengikuti Pelatihan belajar menulis PGRI via grup WhatsApp.      Pada malam ini bu Aam Nurhasanah menemani sebagai moderator, beliau merupakan penggiat literasi yang luar biasa. Tema pertemuan malam ini adalah Menulis Itu Mudah . Kebersamaan malam inipun, selain moderator yang luar biasa, seperti malam-malam sebelumnya ditemani Nasumber yang juga luar biasa. Narasumber ...