Langsung ke konten utama

Mengenal Penerbit Indie

 Hari /Tanggal : Rabu / 10 November 2021

Narasumber   : Mukminin, S.Pd., M.Pd.

Moderator      :  Aam Nurhasanah

Pertemuan      : Ke-17


Bismillahirrohmanirrohim

    Dua hari ini pangkalpinang diguyur hujan tanpa henti, kalau mengikuti cuaca pastinya  pengen jadi kaum rebahan. Tapi mengingat hari ini sudah memasuki pertemuan ke-17. Tentu semangat harus berkobar didada seperti semangat para pejuang. Ya...tepat sekali hari ini 10 november, kita sebagai bangsa Indonesia memperingati hari pahlawan. Semoga semangat para pahlawan untuk pantang menyerah selalu terpatri dihati.

    Bu Aam Nurhasanah mulai menyapa kami. Moderator ceria inipun  mengingatkan kami untuk mengisi absensi. Tak lupa beliau membagikan profile narasumber pada malam ini. Narasumber malam ini adalah bapak Mukminin, S.Pd., M.Pd. Pria kelahiran 6 Iuli 1965 terlahir di Jombang, Jawa Timur. Cak Inin sapaan beliau adalah guru SMP 1 Kedungpring Lamongan sejak 1989 sampai sekarang. Selain sebagai seorang guru beliau juga pengurus PGRI, pengurus KOMNASDIK Kabupaten Lamongan, konsultan umroh dan haji, narasumber, penulis buku serta penerbit buku Kamila Press Lamongan. Jika dilihat dari hobi beliau membaca dan menulis, tidak diragukan lagi pasti banyak buku yang telah diterbitkan. Beliau menerbitkan 2 buku solo, 1 buku duet serta 11 buku karya bersama, wadadaw... banyak ya👍. 

    Mengenal Penerbit Indie merupakan tema malam ini. Sebelum masuk pada materi Cak Inin mengajak kami berdoa. Beliau memulai dengan Al-fatihah, bagi yang beragama lain disilakan berdoa sesuai agamanya masing-masing. Beliau menceritakan pengalaman belajar menulis dari nol, di usia 55 tahun di gelombang 8 bulan Maret 2020 bersama Bu Noralia Purwa Yunita, Bu Aam, Pak Julius Roma Patandean, Mayor Nani, Om Bambang, Pak Suharto / Cing Ato, dan banyak yang lain. Dan akhirnya menjadi Narasumber. Hasil resume kuliah online bersama Om Jay dan PGRI pada gelombang 8 mulai Maret-Juli 2020.  Beliau terbitkan buku yang  keren dan alhamdulillah menjadi buku laris manis sampai hari ini dg judul "Jurus Jitu Menjadi Penulis Andal Bersama Pakar". 

    Zaman sekarang,  semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yang kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif tersebut perlu kita tulis dan terbitkan buku  menjadi yang bermanfaat bagi orang lain/ pembaca. Untuk bisa terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Dalam  motivasi, ada banyak kata-kata agar kamu terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

👍 Pengertian Penerbit Indie

Penerbit Indie dapat diartikan sebagai penerbit yang dapat menerbitkan hasil karyanya (penulis) sendiri. Dengan artian tersebut, dapat diambil kesimpulan penerbit indi memiliki kemampuan khusus untuk memudahkan penulis siapapun dan kapanpun untuk menerbitkan karyanya tanpa jalur seleksi.
Di dalam grup ini ada beberapa penerbit indie:
1. Oase
2. Gemala
3. YPTD dan 
4. Kamila Press Lamongan.

👉 Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat.

1. Prawriting

a. Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dengan peka terhadap sekitar ( Pay attention).
b. Penulis harus kreatif menangkap fenomena yang terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.
c. Penulis banyak membaca buku.

2. Drafting

Penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang dia sukai ( passion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dengan penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi

Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yang perlu ditambahkan. 

4. Editing/ Swasunting

Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editing. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI. 

5. Publikasi  

Jika tulisan Anda berupa naskah buku sudah yakin, maka anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

👉Perbedaan Penerbit Mayor dan Penerbit Indhie

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor. 

💧 Penerbit mayor 
 mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.
💧Penerbit indie 
hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dan lain-lain.

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

💧Penerbit mayor 
Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.
💧Penerbit indie 
Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, Naskah tersebut pasti di terbitkan. Penebit indie adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

💧 Penerbit mayor 
Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM (Sumber daya manusia) di perusahaan besar mereka.
💧Penerbit indie 
Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). 

4.  Waktu Penerbitan

💧Penerbit mayor 
Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.
💧Penerbit indie 
Penerbit Indie akan segera memproses naskah yang  diterima dengan cepat. Dalam hitungan minggu buku sudah bisa terbit. Karena penerbit Indietidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut. Penerbit Indie menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga Penerbit Indie tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

💧Penerbit mayor 
kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.
💧Penerbit indie 
umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dan lain-lain.

6. Biaya penerbitan

💧Penerbit mayor 
Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. 
💧 Penerbit indie 
Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yang diterbitkan tidak sama.

    Narasumber memiliki  Penerbitan Kamila Press Lamongan, beliaupun menceritakan bagaimana Kamila Press melayani cetak buku, dengan jasa ISBN,  editing,  Lay out, dan  design cover buku  dengan harga terjangkau. 

👉Syarat-syarat Penerbitan Kamila Press Lamongan

1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskahdaftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis 
2. Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf 
Arial, calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA  Cak Inin atau email gusmukminin@gmail.com

    Banyak cara untuk mengekspresikan diri dalam menulis. Kesempatan itu tidak hanya untuk kita sebagai guru, kesempatan yang sama juga diberikan kepada siswa-siswi di sekolah. Sekarang tinggal kita melakukan actionnya. Semoga suatu saat bisa membuahkan karya di penerbit mayor dan penerbit Indie. Terimakasih Cak Inin sudah berbagi pengalaman dan ilmunya. Salam sehat selalu.








Komentar

  1. Keren resumenya. Lanjut terbitakan buku solonya
    Kamila Press siap terbitkan

    BalasHapus
  2. Semangat terus jgn kasih kendor 💪💪💪

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAMAN BACAAN YANG MENGINSPIRASI

Hari /Tanggal : Jum'at / 10 Desember 2021 Narasumber   : Bambang Purwanto Moderator      : Ms. Phia Pertemuan      : Ke-30  Bismillahirrohmanirrohim.     Pertemuan ke-30 malam ini ditutup dengan tema yang menarik, yaitu tentang Mengelola Taman Bacaan. Melihat tema yang ada di flyer ini, mengingatkanku akan keinginanku di tahun 2007-2008. Yap..ditahun itu ingin sekali mempunyai tempat membaca keliling dari kampung ke kampung, karena saat mendampingi suami berdinas jauh dari kota dan toko bukupun tidak ada. Pada tahun 2009 aku yang tadinya ibu rumah tangga diterima sebagai seorang PNS dan mengabdikan diri sebagai seorang pendidik. Kesibukanku sebagai guru dan  mengurus dua buah hati yang akhirnya membuyarkan inginku.  Keinginan itu rupanya hanya keinginan semata, sampai sekarang belum terwujud.  A. Sejarah Berdirinya Taman Bacaan Masyarakat Ayah Salwa       Alhamdulillah, pada pertemuan ke-30 ditemukan dengan seorang sosok  inspiratif walau melalui daring. Beliau adalah Bambang Purwa

Sapaan pertamaku

 Assalamualaikum Wr. Wb. Salam kenal.. Apa kabar ? Semoga kebahagian dan kesehatan selalu menyertai kita. Yaapp.. sehat, mungkin kata-kata itu selalu yang kita aminkan disaat sekarang ya.. Pergi kepasar membeli babat Tidak lupa membeli kuini Halo kawan kawanku yang hebat Perkenalkan saya Yeni andriani Sedikit perkenalan dari saya, Anak borneo yang terdampar di  pulau bangka. Walau tidak memiliki saudara dipulau ini, saya dikelilingi orang-orang yang bertabur kasih, yach.. "teman rasa saudara" mungkin begitu istilah tepatnya. Pada pelatihan ini saya mengibaratkan diri sebagai gelas kosong. Gelas kosong yang siap menerima ilmu serta saran  dan kritik dari pemateri dan rekan-rekan. Jika keripik saya senang yang pedas tapi kalau kritik...hehhehe.. siap gak ya.. InshaAllah siap. Sekian perkenalan singkat dari saya, terimakasih sudah berkunjung diblog saya, semoga blog ini bermanfaat. Wassalamualaikum  Wr. Wb.

Konsep Buku Non Fiksi

 Hari /Tanggal : Jum'at / 05 November 2021 Narasumber   :  Musiin, M.Pd. Moderator      :  Ms. Phia Pertemuan      : Ke-15      Tidak terasa sudah 15 pertemuan. Makin mendekati pertemuan ke 20. Yang resume-resumenya nggak pernah bolong, tinggal 5 resume lagi nih untuk target jumlah minimal resume. Kulihat chat dari pak Brian. Hmm... benar juga nih batinku. Yang tadinya pengen nanti aja bikin resume,jadi semangat. Hari ini lumayan menguras energi. Selesai mengikuti 5 hari pelatihan PISA yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, aku segera pulang.  Baru sampai rumah, datanglah beberapa pembeli, yang tadinya kangen kasur akhirnya terlupakan. Dengan ramah kulayani mereka,  seperti kata pepatah pembeli adalah raja. Karena larut dengan keasyikan melayani mereka, yang secara kebetulan mereka datang bergantian, membuatku mau menunda mengikuti pelatihan malam ini. Setelah membaca chat dari pak Brian, seolah mendapat energi baru. kuambil 2 gawai andalanku. Bismil