Hari / tanggal : Senin/11 Oktober 2021
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Moderator : Rosminiyati
Pertemuan : Ke-4
Jika pertemuan sebelumnya disarankan untuk menggunakan dua gawai agar mempercepat proses dalam menulis. Untuk hari ini akupun melakukan hal yang sama. Tetapi satu gawai aku gunakan untuk menyimak materi dan satu gawai lainnya kugunakan untuk menonton PON . Pesona PON XX yang diadakan di Papua ini begitu menghipnotisku, sayang rasanya acara yang seharusnya diadakan pada tahun 2020 tetapi karena corona diundur di tahun 2021, aku lewatkan begitu saja. Menonton acara olahraga merupakan sesuatu hal yang wajib untukku. Dikala kecil aku dicekokin dengan suguhan sepakbola oleh ayahku, karena beliau pemain dan penggila bola. Akhirnya saat remaja aku menjadi suporter wanita di Stadion 17 Mei Banjarmasin, apalagi adikku kebetulan seorang atlet, semakin kuat alasanku untuk datang ke stadion. Saat itu kebanyakan yang menonton kaum pria, jikapun ada wanita bisa dihitung dengan jari. PON kali ini dirasa berbeda, karena para olahragawan wajib menggunakan masker sebelum berlaga di arena.
Waktu menunjukkan pukul 19.00 WIB, tepat di pukul yang sama bu Ros menyapa kami di grup WhatsApp. Bu Ros biasanya aku memanggil beliau. Seorang guru pengajar bahasa Inggris dan penggiat literasi di sekolahku. Untuk bertahan duduk mulai jam 07.00-15.20 mungkin beliau juaranya. Yachh... dengan bermodal laptop dimeja bu Ros bisa tahan berjam-jam duduk di bangkunya. Tidak hanya moderator yang luar biasa, kali ini narasumberpun sangat luar biasa. Narasumber muda bernama Noralia Purwa Yunita, M.Pd, kelahiran Kudus, 12 juni 1989. Sudah banyak karya yang beliau torehkan, seperti bahan ajar Kimia SMA, buku antologi, buku duet, buku solo dan beberapa artikel. Pelatihan pertemuan ke empat ini, mengangkat tema Menulis Buku dari Karya Ilmiah. Bahasan yang berat untuk saya untuk mendengar karya ilmiah. Tetapi seperti biasa tema yang terlihat susah akan mudah dicerna karena disampaikan oleh narasumber yang cerdas dan bersahaja.
Pada pertemuan ini, narasumber memberikan contoh dari tesis dan best practice beliau yang dijadikan buku. Untuk best practice beliau berkolaborasi dengan prof. Eko dan sedang proses terbit di penerbit mayor Andi.
Langkah menulis buku dari karya ilmiah :
1. Ubah Judul
contoh
Judul tesis : Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA
Diubah menjadi judul buku menjadi kiat menulis modul berbasis riset.
Judul best practice : efektivitas pembelajaran berbasis gamifikasi pada peningkatan aktivitas dan minat belajar siswa.
Dikonversi menjadi judul buku menjadi Gamifikasi, membuat belajar seasyik bermain games.
2.Ubah Daftar Isi
Dari bab 2 karya tulis ilmiah, kita dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah.
3. Ubah Sedikit Isi Karya Ilmiah
Hilangkan semua kata "penelitian, laporan PTK, laporan skripsi" yang biasanya ada di karya ilmiah. Pada KTI boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. Cukup grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas, terserah penulis. Karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin banyak literasi penulis maka akan semakin bagus buku yang ditulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang dilakukan agar pembaca yakin bahwa kita benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.
4. Penulisan Karya Ilmiah versi Buku
Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan Penerbit. Untuk isi dari karya ilmiah versi buku tidak harus menampilkan data hasil penelitian.
Sebelum mengkonversi karya Ilmiah, tentukan Fokus / Topik yang akan dibahas secara detail dalam buku itu. Bagaimana perancangannya? penerapannya? aplikasinya? atau yang lainnya. Jika sudah maka akan lebih mudah mengubah karya ilmiah. Isi buku jangan sampai sama persis dengan isi dari karya ilmiah. Kita bisa menggunakan teknik parafrase atau teknik lainnya agar tidak ada kesamaan kalimat pada buku ini. Karena jika ada kesamaan, maka akan terjadi yang namanya self plagiarisme. Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya
Banyak manfaat jika karya ilmiah diubah ke dalam bentuk buku. Diantaranya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya. Jika karya ilmiah kita dibukukan, selain memberikan manfaat dalam berbagi ilmu, buku karya ilmiah karya kita juga akan memiliki ISBN. Ini sangat penting dan mungkin dibutuhkan bagi pengajar untuk menambah nilai angka kredit. Selain itu, karya kita juga tidak akan lekang oleh waktu tentang kebermanfaatannya.
Buatlah kegiatan menulis menjadi kegiatan yang menyenangkan. Senang berarti kita menyukai apa yang kita tulis. Jika kita suka menulis cerita pribadi, tuliskan itu. Jika menyukai tulisan tentang travelling, tulislah. Suka yang ilmiah, buatlah buku pegangan. Suka menulis resume, maka semua pelatihan yang kita ikuti buatlah resumenya. Karena jika sudah suka maka tidak lagi merasa susah dan terpaksa. Dan jika sudah suka, jika di tengah perjalanan ada masalah atau rintangan, akan lebih mudah menyelesaikannya. Kata-kata tersebut adalah pematik penyemangat untuk kami yang diberikan oleh Narasumber sebelum menutup pelatihan pada malam ini. Terimakasih bu Noralia dan bu Ros untuk kebersamaannya malam ini.
Mantap bu
BalasHapusBu delvi bisa aja nihh, mksh ya
HapusLengkap say ..
BalasHapusMksh say,,, semangat utk menyongsong bsk hehhe
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMelalui resume ini sy mendapatkan informasi tentang Pesona PON XX. Mantap bu 👏👏👏
BalasHapusMksh bu shima, Torang bisa💪
HapusWow..hebat lah ayuk nih... sambil nonton PON ..resume terus jalan...
BalasHapusHahaha... lusi bisa aja, dibilang hebat, rasa ingin masuk bawah kolong meja, karena malu.
HapusBermodalkan 2 alat digital, resume sukses ditulis dengan lengkap dan rapi bertemankan tontonan PON. Menakjubkan! Semangat terus, ya.
BalasHapusInshaAllah tetap semangat bu, mksh bu tuk supportnya🙏
Hapus