Langsung ke konten utama

Konsep Buku Non Fiksi

 Hari /Tanggal : Jum'at / 05 November 2021

Narasumber   :  Musiin, M.Pd.

Moderator      :  Ms. Phia

Pertemuan      : Ke-15

    Tidak terasa sudah 15 pertemuan. Makin mendekati pertemuan ke 20. Yang resume-resumenya nggak pernah bolong, tinggal 5 resume lagi nih untuk target jumlah minimal resume. Kulihat chat dari pak Brian. Hmm... benar juga nih batinku. Yang tadinya pengen nanti aja bikin resume,jadi semangat. Hari ini lumayan menguras energi. Selesai mengikuti 5 hari pelatihan PISA yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, aku segera pulang.  Baru sampai rumah, datanglah beberapa pembeli, yang tadinya kangen kasur akhirnya terlupakan. Dengan ramah kulayani mereka,  seperti kata pepatah pembeli adalah raja. Karena larut dengan keasyikan melayani mereka, yang secara kebetulan mereka datang bergantian, membuatku mau menunda mengikuti pelatihan malam ini. Setelah membaca chat dari pak Brian, seolah mendapat energi baru. kuambil 2 gawai andalanku. Bismillah. Aku mulai menulis kembali.
    Topik hari ini membahas Konsep Buku Non Fiksi yang ditemani  Ms.Phia sebagai moderator. Nama  Ms. Phia tidak asing lagi ditelingaku, karena wanita cantik ini beberapa menjadi moderator. Narasumber malam pertemuan ke-15 adalah bu Musiin, M.Pd. Kulihat Biodata wanita yang biasa disapa bu Iin. Rasa takjub menyeruak, bagaimana tidak takjub dan kagum terhadap guru Bahasa Inggris SMPN  1 Tarokan Kediri ini. Selain sibuk sebagai seorang guru, beliau juga aktif di organisasi dan  faunder PT In Jaya yang bergerak di bidang ekspedisi untuk pendistribusian produksi Indomarco dan Indolakto Pasuruan  serta pemasok bahan baku tebu untuk pabrik gula di wilayah Madiun, Malang dan Kediri. Disela-sela kesibukan beliau sebagai guru dan entrepreneur, beliau masih sempat menulis yang dibuktikan dengan 7 karya buku. Hmm... kereeen kan👍. Rasa kagum tidak sampai disini ternyata beliau juga editor buku yang dibuktikan dengan 2 buah buku Kaulah sosok Inspiratif hatiku dan Kisah penyemangat kalbu.


    Sebelumnya saya hanya menulis untuk tugas-tugas kuliah maupun untuk tugas dinas. Tidak pernah terpikirkan bahwa saya bisa menulis. Terlintas ketakutan setiap akan menulis. Dan akhirnya, saya telah berhasil mengalahkan ketakutan dari diri saya sendiri. Ketakutan itu ternyata  merendahkan potensi saya untuk menulis.Saya yakin Bapak Ibu hebat yang ada di kelas ini pasti juga mampu menjadi pemenang dengan menerbitkan tidak hanya 1 buku namun puluhan buku. Kalimat-kalimat awal bu Iin memompa semangat kami sebagai peserta pelatihan. 

    Berikut resume pelatihan pada malam ini.

👉Ketakutan ketika menulis buku.

1. Takut tidak ada yang membaca.

2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3. Merasa karya orang lain lebih bagus.

Ketakutan ini pasti dirasakan oleh kita semua kan? sehingga sering kali membuat kita merasa konyol dengan hanya duduk berjam-jam di depan laptop, namun tidak menulis apapun.

👉 Alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis?

1.     Mewariskan ilmu lewat buku.

2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.

3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

Keinginan kuat  ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan.

👉 Pola dalam penulisan buku nonfiksi 

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) .

Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. 

Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara).

👉Proses penulisan buku 

1.     Pratulis

  • Menentukan tema. Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi diantaranya parenting, pendidikan, motivasi dan lain-lain. Pilihlah tema yang kita kuasai dan menjadi passion. Berikut contoh tema yang bisa dijadikan sebuah ide yang menarik
    a. Pengalaman pribadi
    b. Pengalaman orang lain
    c. Berita di media massa
    d. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/ Instagram
    e. Imajinasi
    f. Mengamati lingkungan
    g. Perenungan
    h. Membaca buku
  • Menemukan ide
  • Merencanakan jenis tulisan
  • Mengumpulkan bahan tulisan
  • Bertukar pikira
  • Menyusun daftar
  • Meriset
  • Membuat Mind Mapping
  • Menyusun kerangka. Berikut contoh kerangka dari narasumber yang disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.
    BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
    A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
    B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
    BAB 2 Media Sosial
    A. Media Sosial
    B. UU ITE
    C. Kejahatan di Media Sosial
    BAB 3 Literasi Digital
    A. Pengertian
    B. Elemen
    C. Pengembangan
    D. Kerangka Literasi Digital
    E. Level Kompetensi Literasi Digital
    F. Manfaat
    G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
    H. Kewargaan Digital
    BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
    A. Keluarga
    B. Sekolah
    C. Masyarakat
    BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
    A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
    B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
    C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

2. Menulis Draf

  •  Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas.
  •  Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan.

3. Merevisi Draf

  • Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
  • Memeriksa gambaran besar dari naskah

4. Menyunting Naskah

Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
  • Ejaan
  • Tata bahas
  • Diksi
  • Data dan fakta
  • Legalitas dan norma

5. Menerbitkan

👉 Hambatan-hambatan dalam menulis. 

1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis

👉 Cara mengatasi hambatan.

Banyak cara yang bisa mengatasi hambatan, seperti : banyak membaca, mencari inspirasi di lingkungan sekitar, disiplin menulis setiap hari. Semua berpulang dari diri kita masing-masing bagaimana kita meningkatkan mood booster. 


    Dalam hidup, selalu ada momentum yang tidak akan terulang. Dengan masuk di kelas menulis Om Jay adalah momentum untuk memulai menulis. yang menjadi pertanyaannya, kapan lagi kita akan memulainya? Atau tidak sama sekali?. Sedangkan  semua orang bisa menulis. Mulai sekarang bulatkan tekad, fokuskan tujuan, dan mulai menulis.
    Terimakasih Bu Iin dan Ms. Phia untuk ilmu, pengalaman, cerita dan kebersamaannya. Salam sehat selalu😊.

   

















Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAMAN BACAAN YANG MENGINSPIRASI

Hari /Tanggal : Jum'at / 10 Desember 2021 Narasumber   : Bambang Purwanto Moderator      : Ms. Phia Pertemuan      : Ke-30  Bismillahirrohmanirrohim.     Pertemuan ke-30 malam ini ditutup dengan tema yang menarik, yaitu tentang Mengelola Taman Bacaan. Melihat tema yang ada di flyer ini, mengingatkanku akan keinginanku di tahun 2007-2008. Yap..ditahun itu ingin sekali mempunyai tempat membaca keliling dari kampung ke kampung, karena saat mendampingi suami berdinas jauh dari kota dan toko bukupun tidak ada. Pada tahun 2009 aku yang tadinya ibu rumah tangga diterima sebagai seorang PNS dan mengabdikan diri sebagai seorang pendidik. Kesibukanku sebagai guru dan  mengurus dua buah hati yang akhirnya membuyarkan inginku.  Keinginan itu rupanya hanya keinginan semata, sampai sekarang belum terwujud.  A. Sejarah Berdirinya Taman Bacaan Masyarakat Ayah Salwa       Alhamdulillah, pada pertemuan ke-30 ditemukan dengan seorang sosok  inspiratif walau melalui daring. Beliau adalah Bambang Purwa

Menulis Buku Mayor Dalam Dua Minggu

Hari /Tanggal : Jum'at / 29 Oktober 2021 Narasumber   : Prof. R. Eko Indrajit Moderator      : Aam Nurhasanah Pertemuan      : Ke-12        Buku Mayor? masih asing di telingaku. Kucoba cari info melalui google, buku mayor klik. Dan kutemukan pengertian buku mayor. Kubaca dengan teliti.  Materi pelatihan malam ini adalah  program menulis buku mayor dalam dua minggu . Hmm.. semoga aku bisa mengikuti pelatihan ini dengan baik, karena pastinya akan seru.       "Kelas akan mulai 10 menit lagi, karena Prof. Eko ada kelas lain jadi hanya bisa menemani sampai pukul 20.00 WIB "  Sambut bu Aam setelah mengunci kelas. Kulihat jam masih 18.21 WIB. Bergegas kuambil laptop karena dari tadi aku mengamati melalui handphone. Ibu Aam Nurhasanah malam ini yang jadi moderator pertemuan ke-12. Wanita ramah ini memang sering jadi moderator dan juga narasumber dipelatihan belajar menulis ini. Kuisi absen yang sudah dibagikan bu Aam. "Assalamualaikum Wr.Wb. Salam sejahtera untuk Bapak Ibu H